Syiah-Suni



Bicara Syiah-Sunni adalah sesuatu yang menyesakan hati kaum muslimin. Hal ini bagai gunung aktif yang tengah tertidur dan siap meledak kapanpun juga disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang sangat fundamental disamping persamaan-persamaanya.

Banyaknya sekte, aliran, organisasi maupun manhaj (metode/mahzab) dalam Islam baik dari kelompok Syiah maupun dari kelompok Sunni, merupakan fenoma tersendiri yang menjadi fakta yang tak terelakan dalam sejarah panjang manusia dan ini juga berlaku untuk agama-agama lainya. Tetapi perbedaan Syiah-Sunni adalah sesuatu yang sangat pokok ketimbang perbedaan-perbedaan yang terjadi oleh kelompok-kelompok lainya, dimana pokok-pokok keimanan yang dibangun syiah secara umum sulit dibangun tanpa keyakinan takfiri (pengkafiran, hujatan dan fitnah) mereka terhadap sahabat dan sejarah kekhalifahan pasca wafatny nabi Muhammad S.A.W.

Tentu saja fitnah dan caci maki yang ditujukan kepada para sahabat adalah bukan apa yang dibuat-buat oleh kelompok sunni, tetapi hal itu adalah fakta dari apa yang mereka yakini yang dapat kita dengar dari doktrin para ulama mereka yang terdapat dalam buku-buku ajaran mereka serta sejarah kelam atas kontribusi mereka dalam perkembangan Islam.

Sebagai contoh adalah hujatan-hujatan mereka kepada para sahabat dan istri-istri nabi Muhammad sebagaimana ungkapan-ungkapan berikut :

Dalam Kitab ath-Thaharah, pemimpin revolusi Iran, al-Khumaini (Khomeini, Red.) menyatakan bahwa “Aisyah, Thalhah, az-Zubair, Mu’awiyah” dan orang-orang sejenisnya meskipun secara lahiriah tidak najis, mereka lebih buruk dan menjijikkan daripada anjing dan babi.

·      Menyebut Abu Bakr dan Umar sebagai Iblis (Abbas Rais Kermani, Kecuali Ali. Al-Huda 2009, hlm. 648–649)
·      Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah mengubah teologi Kristen (Antologi Islam; Risalah Islam Tematis dari Keluarga Nabi. Al-Huda 2012, hlm. 648–649)
·      Melecehkan dan memfitnah Sayyidah Aisyah tidak pantas menjadi Ummulmukminin (Ibid hlm. 59–60, 67–69). Jalaluddin Rakhmat (Dedengkot Syiah Indonesia) menulis dalam bukunya: “Berdasarkan riwayat dalam kitab al-Ansab karya Mash’ab al-Zubairi, disimpulkan bahwa Ruqoyyah dan Ummu Kultsum (putri nabi dari khadijah), istri Khalifah Utsman, bukan putri Nabi Muhammad.” (Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi, Muthohhari Press, hlm. 164–165. Manusia Pilihan yang Disucikan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008, hlm. 164)
·      Para sahabat merobah-robah agama.” (Artikel dalam Buletin al Tanwir i Yayasan Muthahhari Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. Hal. 3)
·      Para sahabat murtad.” (Ibid hlm. 4)
·      Tragedi Karbala merupakan gabungan dari pengkhianatan sahabat dan kedhaliman musuh (Bani Umayyah).” (Jalaluddin Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi. Depok: Pustaka IIMaN, 2008 hal. 493)
·      Aisyah memprovokasi khalayak dengan memerintahkan mereka agar membunuh Utsman bin Affan”. (Syarafuddin al-Musawi, Dialog Sunnah-Syiah, cet MIZAN 1983, hal. 357)
·      Aisyah, Thalhah dan sahabat-sahabat yang satu aliran dengan mereka memerangi Imam Ali as. Sebelumnya, mereka berkomplot untuk membunuh Utsman.” (Emilia Renita, 40 Masalah Syi’ah, editor Jalaluddin Rakhmat, IJABI 2009, hlm. 83)


Tentu saja bagi sunni sikap itu adalah lancang dan tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang mengaku mengikuti nabi Muhammad sebagaimana Sabda beliau tentang para sahabat:

مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ، وَالْمَلاَئِكَةِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ.

“Barangsiapa mencaci-maki Sahabatku, maka baginya laknat Allah, Malaikat, dan manusia seluruhnya!!!” [5]

Sunni memandang perselisihan-perselisihan yang pernah terjadi pasca wafaatnya nabi adalah bagian masa lalu yang sulit diketahui penyebab pastinya, mengingat pasca wafaatnya nabi banyak suku-suku arab yang murtad dan gangguan kelompok munafikun yang memanfaatkan situasi dan balas dendam baik dendam pribadi kepada para sahabat maupun dendam dengan Islam.

Pokok-pokok masalah inilah yang membuat Syiah dan Sunni dimanapun berada sulit bersatu dan saling toleran sebagaimana perbedaan-perbedaan yang ada diluar konteks syiah-sunni kecuali kelompok syiah menghentikan propagandanya dan bersama dengan kelompok Islam lainya melupakan apa yang pernah terjadi pada masa lalu dan bahu-membahu membangun peradaban Islam.

Tentu saja kelompok suni tidak menutup mata bahwa tidak semua kelompok yang mengklaim sebagai syiah bersikap demikian, tetapi dikarenakan sikap mayoritas kelompok syiah dewasa ini maka kata “Syiah” dimaksud adalah syiah sebagaimana yang dibicarakan diatas.

Wallahu a'lam

0 comments:

Post a Comment